welcome

Sabtu, 31 Oktober 2009

Syarat Menjadi Kekasih Allah...

Ali Ibn Abi Talib bercerita:

Suatu hari di Masjid Nabawi Rasulullah mengajari Ibn Abbas perihal capaian-capaian dan syarat-syarat seseorang untuk menjadi kekasih Allah:

Jagalah hak dan kewajibanmu terhadap Allah, Allah akan menjagamu

Jagalah hak dan kewajibanmu terhadap Allah, Dia akan menyertai setiap langkah dan usahamu.

Jika kau meminta, mintalah kepada Allah.

Jika kau memohon pertolongan, mohonlah kepada Allah.

Ketahuilah; seandainya semua umat berkumpul untuk memberimu kebahagian, ingatlah bahwa kebahagian tidak akan pernah terwujud kecuali Allah sudah menentukan terhadap dirimu. Dan seandainya segenap manusia berusaha mencelakakanmu, hal itu tidak akan pernah terjadi kecuali Allah telah menggariskan mara bahaya itu terhadapmu.

Jagalah hak dan kewajiban terhadap Allah, Dia akan selalu berada di depanmu.

Ingatlah akan Allah pada saat kau lapang dalam kesenangan, dan Allah akan mengingatmu dalam kesedihan dan himpitan.

Ketahuilah apa yang menimpamu, bukanlah hukuman atas kesalahanmu, dan kesalahanmu belum tentu menyebabkan musibahmu..

Sesungguhnya bersama kesedihan itu ada kesenangan.

Sesungguhnya bersama kesempitan itu ada kelapangan.

Sesungguhnya bersama kesusahan itu ada kemudahan.

Sesungguhnya kesabaran akan melahirkan kemenangan.


Imam asy-Syafii berkata dalam bait-bait syairnya:

Tiada persinggahan bagi seorang insan setelah kematiannya, kecuali persinggahan yang sudah dibangunnya sebelum kematian.
Bila pondasi persinggahan itu dibangun dengan kebaikan, akan kokoh.
Jika dibangun dengan amal keburukan, akan rapuh.
Nafsu mendorong untuk mencintai dunia.
Sedangkan kebahagian adalah meninggalkan kesenangan duniawi.
Bergegaslah untuk menanam ketakwaan diri,
Maka kau akan memetik buahnya setelah kematian.

Jika semua laku seseorang, lahir maupun batin, sudah (sampai)pada purna tawajjuh-nya, maka kasih Allah akan selalu menyertainya, Allah akan menyibakkan tirai karamah (kelebihan) dan ilmu-ilmu Allah yang tersirat.

Semua itu lahir dari buah ketulusan dan keikhlasannya dalam beribadah, dan Allah mengganti ketulusan itu dengan Taufiq-Nya.

Dan bila kesalehan ritual itu disertai dengan kesalehan sosial, Allah akan menuntun pendengaran dan pengelihatan kekasih-Nya kepada hal-hal yang dicintai-Nya.

Allah adalah pemimpin bagi orang-orang yang beriman, yang membawa mereka dari jalan kegelapan menuju jalan terang benderang." (Q.S. 2:257)

Jumat, 16 Oktober 2009

Etika Pergaulan Dan Batas Pergaulan Di Antara Lelaki Dan Perempuan Menurut Islam

Bismillahirrahmanirrahim..

Assalamualaikum wbt..

Peringatan buat sahabat2 dan jua pada diri ini yg sentiasa khilaf padaNya. Antara etika dan batas pergaulan yg dpt ku kongsikan di sini, kesinambungan dari artikel Fatwa Ulama’ mengenai couple. Moga mendapat manfaat…mari kita renungkan bersama..

ETIKA PERGAULAN DAN BATAS PERGAULAN DI ANTARA LELAKI DAN WANITA MENURUT ISLAM.

1. Menundukkan pandangan:

ALLAH memerintahkan kaum lelaki untuk menundukkan pandangannya, sebagaimana firmanNya; “Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya.” (An- Nur: 30)

Sebagaimana hal ini juga diperintahkan kepada kaum wanita yg beriman, ALLAH berfirman; “Dan katakanlah kepada wanita yang beriman, hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya.” (An-Nur: 31)

2. Menutup Aurat:

ALLAH berfirman, “Dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang biasa nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka melabuhkan kain tudung ke dadanya.” (An-Nur: 31)

Juga FirmanNya; “Hai nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin, hendaklah mereka melabuhkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah dikenali, kerana itu mereka tidak diganggu. Dan ALLAH adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (An-Nur: 59)

3. Adanya pembatasan antara lelaki dengan wanita:

Kalau ada sebuah keperluan terhadap kaum yang berbeza jenis, harus disampaikan dari balik tabir pembatas. Sebagaimana firmanNya; “Dan apabila kalian meminta sesuatu kepada mereka (para wanita) maka mintalah dari balik hijab.” (Al-Ahzaab: 53)

4. Tidak berdua-duaan Di Antara Lelaki Dan Perempuan:

Dari Ibnu Abbas r.a. berkata: Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah seorang lelaki berdua-duaan (khalwat) dengan wanita kecuali bersama mahramnya.” (Hadis Riwayat Bukhari & Muslim)

Dari Jabir bin Samurah berkata; Rasulullah SAW bersabda: “Janganlah salah seorang dari kalian berdua-duan dengan seorang wanita, kerana syaitan akan menjadi ketiganya.” (Hadis Riwayat Ahmad & Tirmidzi dengan sanad yang sahih)

5. Tidak Melunakkan Ucapan (Percakapan):

Seorang wanita dilarang melunakkan ucapannya ketika berbicara selain kepada suaminya. Firman ALLAH SWT; “Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara (berkata-kata yang menggoda) sehingga berkeinginan orang yang ada penyakit di dalam hatinya tetapi ucapkanlah perkataan-perkataan yang baik. (al-Ahzaab: 32)

Berkata Imam Ibnu Kathir; Ini adalah beberapa etika yang diperintahkan oleh ALLAH kepada para isteri Rasulullah SAW serta kepada para wanita mukminah lainnya, iaitu hendaklah dia kalau berbicara dengan orang lain tanpa suara merdu, dalam pengertian janganlah seorang wanita berbicara dengan orang lain sebagaimana dia berbicara dengan suaminya. (Tafsir Ibnu Kathir 3/350)

6. Tidak Menyentuh Kaum Berlawanan Jenis:

Dari Maqil bin Yasar r.a. berkata; “Seandainya kepala seseorang ditusuk dengan jarum besi itu masih lebih baik daripada menyentuh kaum wanita yang tidak halal baginnya.” (Hadis Hasan Riwayat Thabrani dalam Mujam Kabir)

Berkata Syaikh al-Abani Rahimahullah; Dalam hadis ini terdapat ancaman keras terhadap orang- orang yang menyentuh wanita yang tidak halal baginya. (As-Sohihah 1/448)

Rasulullah SAW tidak pernah menyentuh wanita meskipun dalam saat-saat penting seperti membaiat dan lain-lainnya. Dari Aishah berkata; Demi ALLAH, tangan Rasulullah tidak pernah menyentuh tangan wanita sama sekali meskipun saat membaiat. (Hadis Riwayat Bukhari)

Antara etika pergaulan lelaki dan wanita selain mahram, yang mana apabila seseorang melanggar semuanya atau sebahagiannya saja akan menjadi dosa zina baginya, sebagaimana sabda Rasulullah SAW; Dari Abu Hurairah r.a. dari Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya ALLAH menetapkan untuk anak adam bahagiannya dari zina, yang pasti akan mengenainya. Zina mata dengan memandang, zina lisan dengan berbicara, sedangkan jiwa berkeinginan serta berangan-angan, lalu farji yang akan membenarkan atau mendustakan semuanya. (Hadis Riwayat Bukhari, Muslim & Abu Daud) Padahal ALLAH SWT telah melarang perbuatan zina dan segala sesuatu yang boleh mendekati kepada perbuatan zina. Sebagaimana FirmanNya; “Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan jalan yang buruk. (Al-Isra: 32)

Wallahu ta’ala a’lam..